Minggu, 26 Juni 2016

Ungkap Rahasia Sukses Penulis Azhar Nurun Ala


Saya sebenernya dari kecil gak kepikiran jadi penulis. Bahkan sampai saya kuliah semester 1 saya sama sekali ga suka baca, agak anti sama buku, terutama buku tebal.

Saat itu saya mengalami masalah: saya
tidak bisa bergaul dengan teman2 di kampus. Bersamaan dengan masalah itu saya mendengar nasihat dari salah seorang senior saya. Katanya, ada 2 hal yang bedakan kita hari ini dan bertahun2 mendatang: buku yang kita baca & orang2 yang kita temui.

Dari situ saya mulai membaca, saya mulai berorganisasi. Dan ternyata betul, saya merasa hidup saya berubah terutama karena 2 hal itu.
Dorongan untuk menulis itu erat kaitannya dengan membaca.

Membaca di sini bukan cuma membaca buku, tapi juga membaca sekitar, membaca situasi politik, dll.
Terutama, membaca perasaan.
Di situlah ceritanya dimulai, awalnya saya menulis untuk curhat. Sebagai terapi. Cuma itu. Sebelum akhirnya saya sadar bahwa ternyata sebuah tulisan bisa punya dampk yang begitu luas dan dalam.

Akhirnya sekarang saya terus menulis, bukan cuma untuk terapi. Tapi juga untuk mengabadikan kebaikan. Sekaligus, mencari segenggam berlian.

[TANYA - JAWAB]

⃣Gimana menghadirkan inspirasi untuk menulis?

Jawab: Inspirasi akan datang ketika kita siap. Jadi siapkan diri aja, bisa dengan membaca, ngobrol, nonton, jalan2, dsb. Tapi ada yg lebih penting dari itu: motivasi yang kuat. Itu yang akan menjaga kita tetap pada track.

⃣Membaca perasaan? seperti apa?

Jawab: Membaca perasaan. Menuliskan apa yg kita rasakan. Itu cara paling mudah untuk mulai menulis.

⃣Kalo buku yg dibaca adalah yang membedakan kita hari ini dan tahun mendatang. Apa perlu kita memilah milih buku yang di baca? Karna saya tipe pembaca buku apapun.

Jawab: Iya perlu memilih buku yg kita baca. Jangan habiskan waktu buat baca buku yang gak ada manfaatnya.

⃣ Ka azhar sendiri buku apa yang sangat berpengaruh buat kakak sampai bisa bikin karya?

Jawab: Buku yg membuat saya tergerak untuk rajin menulis adalah Filosofi Kopi. Menurut saya, gaya Dee bercerita itu keren. Menyampaikan nilai2 dengan ringkas dan sederhana, ditambah tanpa kesan menggurui.

⃣Terapi yang dimaksud Ka azhar gmn ka ? Lalu perjalanan sampai bisa self publishing berat gak ka ?

Jawab:
- menulis sebagai terapi: dengan menulis saya merasa lega, rasanya beban semakin ringan dan masalah semakin mudah diurai.
- Pada intinya, self-publishing adalah menerbitkan (baca: mengurus segala proses sampai buku sampai di tangan pembaca) sendiri.

Kenapa saya self-publishing, awalnya karena naskah buku pertama saya tidak berjodoh dengan penerbit tradisional (baca: Gramed, Bentang, Gagas, dkk). Lama-lama, malah keterusan. Dengan self-publishing, selain menulis, saya juga jadi banyak belajar tentang percetakan, distribusi, dan tentu marketing + branding.

Tahap self-publishing: Naskah siap > bawa ke editor > buat kover > datang ke percetakan > distribusikan (bisa online atau jalur took buku). Catatan: biaya cetak buku 1000 eksemplar 13-20 juta.

Jika tidak punya modal sebanyak itu, pastikan sudah punya pembaca/calon pembaca. Gunakan system pre-order. Alurnya jadi seperti ini:

Pastikan punya pembaca setia/calon pembeli > selesaikan naskah, edit, kover > buka pemesanan dengan pre-order > gunakan uang yang terkumpul untuk biaya cetak buku di percetakan > distribusikan.

⃣Tulisan-tulisan kak Azhar itu terinspirasi dari mana? Lalu apa tujuan kak Azhar menulis?

Jawab:
- Inspirasi tidak tunggal. Lebih banyak dari pengalaman, buku, dan orang-orang sekitar.
- tujuan menulis sudah disampaikan di awal... Udah panjang lebar itu saya jelasin

⃣Aku suka nulis di buku harian seluruh agenda dan perasaan aku hari ini. Gimana caranya menyulap buku harian menjadi buku?

Jawab:
- caranya adalah dicetak. Kalau mau diterbitkan & dijual ada dua opsinya: lewat penerbit atau selfpublishing. Perbedaan keduanya sudah dijelaskan sebelumnya.

⃣Mengapa cinta menjadi inspirasi pertama kakak dalam menulis ?

Jawab:
- Perasaan jatuh cinta itu pengalaman yang dahsyat. Ketika jatuh cinta, kita punya energi yang besar. Saya mencoba mengarahkan energi itu untuk hal produktif, yaitu menulis.

⃣Pre order itu, sebagaimna yang dilakukan Faldo Maldini? Apa bunda Asma Nadia pun melakukan pre order? Genre bukunya ka Azhar, non fiksi kah?

Jawab:
- Preorder itu pesan ketika barangnya belum ada. Apakah Bunda Asma Nadia melakukannya, saya nggak tahu. Beliau bukan bunda saya, hehe.
- Genre buku saya: fiksi, kecuali Cinta adalah Perlawanan.

⃣Gimana caranya menulis kata/kalimat utama disebuah tulisan agar menarik? Kadang saya masih bingung.

Jawab:
- kalau saya sih selalu memegang prinsip:

1. Apa yg dari hati akan sampai hati. Jd tulis sejujur mungkin.
2. Tulisan yang baik lahir dari pikiran yang jernih. Jadu tulis di suasana setenang mungkin.
3. Setiap tulisan akan menemukan pembacanya. Jadi pada akhirnya akan kembali ke selera. Mungkin ada sebagian orang yang suka tulisan kita, tapi ada yang ga suka. Santai aja, semua penulis juga begitu.

⃣Apakah setelah diberi saran oleh senior tersebut. Kakak langsung termotivasi untuk membaca, menulis,  dan lain sabagainya ? Atau masih dipikir pikir lagi ? Lalu, sejak itu mulai curhat ya lewat tulisan, apakah sebelumnya tidak terlalu suka menuliskan diary nya?

Jawab:
- langsung, tapi pelan-pelan. Membiasakan membaca itu nggak mudah, saya mulai dari tema2 yang memang saya suka.
-saya nulis rutin di blog. Mungkin bisa disebut diari juga ya.

⃣Semua buku-buku kakak kan terinspirasi dari kak vidia nuarista, bahkan buku yang sedang di tulis sekarang juga masih lanjutan Tuhan Maha Romantis, ada niatan buat buku diluar tema cinta? Kalau iya? Bukunya tentang apa?

Jawab:
- selain novel Roman & Memoar saya menulis novel keluarga juga: Seribu wajah ayah (2014).

⃣Setiap kata-kata di buku kakak bagus2 banget, gimana sih bisa kayak gitu?

Jawab: Ini pertanyaan sulit. Saya nulis ya nulis aja.. Hehe. Beberapa prinsip yang saya pegang saat nulis sudah disebutkan sebelumnya.

⃣Jika menulis bukan merupakan hobi bagi saya, tetapi saya memiliki keinginan yang besar untuk menjadi penulis (sekarang brusaha untuk banyak nulis), bisakah saya menjadi penulis profesional? sedangkan yang bisa nulis pun belum tentu tulisannya bisa diterima. Dengan izin Allah saya pasti bisa, saya cuma minta tips gimana cara untuk orang yang belum mahir menulis sprti saya bisa benar2 jdi penulis.

Jawab:
- semua juga pasti berproses, gak instan. Jadu jalani aja prosesnya dengan senang hati.
-Kalau mau jadi penulis profesional yg paling dibutuhkan komitmen. Semangat!

⃣Tak sedikit buku yang beredar saat ini diangkat ke layar lebar. Apakah kakak ada rencana agar karyanya di film kan? Atau, jika ada sebuah PH yang ingin memfilmkan karya kakak, apakah kakak bersedia?

Jawab: bersedia atau tidak tentu harus diobrolin dulu. Tapi sepertinya seru.

⃣Saya sudah suka menulia sejak smp.. tapi selalu merasa tidak pede dengan tulisan saya. Padahal memang kepengen banget buat bisa jadi penulis dan nerbitin buku. Bagaimana mengatasinya ?

Jawab:
- kalau memang tidak percaya diri, bisa dimulai dengan memberanikan share tulisan via Blog/Sosmed. Kemudian minta temen2 terdekat buat baca dan komentari. Dari komentar itu kita bisa mengevaluasi tulisan kita, jadi bisa tahu butuh perbaikan2 apa saja, sebelum akhirnya menerbitkan buku. Selamat berjuang!

posted from Bloggeroid

Share:

0 komentar:

Posting Komentar