Rabu, 12 Oktober 2016

Antara Bensin dan Iman

Seperti biasa, saya akan bercerita tentang sisi dari kehidupan, yang bisa kita maknai, atau sekedar kita analogikan, untuk diambil sebagai pelajaran.

Seperti hari-hari sebelumnya, saya mengendarai sepeda motor untuk pulang ke rumah, saat tiba di sebuah lampu merah, mata saya tertuju kepada layar di depan saya (atau yang biasa disebut spedometer). Saya melihat bahwa takaran bensin motor saya sudah berada di bawah garis tengah, maka saya pun memutuskan untuk melipir ke sebuah pom bensin yang tak jauh dari lampu merah.

Setelah bensin terisi, takaran bensin itu berangsur naik, hingga mencapai titik hampir fuel. Entah mengapa saya masih memandangi layar pada motor saya, dan berpikir tentang dua hal yang berbeda, tentang sepeda motor, dan iman.

Sebagai pengendara yang baik, maka kita tidak boleh membiarkan takaran bensin kita itu kosong, atau baru di isi setelah hampir habis, atau yang paling parah baru di isi setalah motornya mogok kehabisan bensin. Kita harus terus memperhatikan takaran bensin kita agar tetap berisi penuh, agar hal-hal yang tidak kita inginkan seperti motor mogok tadi tidak terjadi, yang mengakibatkan aktivitas kita terganggu, bahkan terhalang.

Begitu pun dengan iman kita, yang sering kali naik turun, dengan segala aktivitas dunia yang kita lakukan, jangan sampai kita lupa mengisi kembali dan terus mengisi iman kita, agar selalu fuel.

Jika iman ibarat bensin motor kita, yang apabila kosong tak kan bisa berjalan, maka bagaimana dengan diri yang imannya turun bahkan kosong?

Masalah dari sebuah motor tak hanya datang dari perihal bensinnya. Tapi bisa jadi ban kempes lah, mesin rusak, klakson ga bunyi, lampu sen mati, dan masih banyak hal lainnya.

Itu pun berlaku bagi seorang manusia, banyak ujian dan cobaan yang datang silih berganti, tanpa bisa diprediksi.

Bisakah kau bayangkan bagaimana sebuah motor dengan bensin kosong, lalu ban kempes, bagian depan belakang rusak tertabrak, klakson mati, lampu sen gak bunyi? Duh kayaknya udah jadi rongsokan aja ya?

Seperti itu kira-kira seseorang yang iman nya kosong lalu tertimpa musibah. Gak tau mau kemana, nyerah sama keadaan. Ke sana sini susah, berat banget rasanya.

Tapi, kalo aja bensin motornya penuh, kita masih bisa bawa motor itu ke bengkel kan? Lalu perbaikin semua kerusakan yang ada, hingga motor bisa berfungsi secara normal.

Nah, seperti itu pula seorang manusia yang tertimpa musibah, kalo di dalam dirinya ada iman yang kuat, yang penuh kepada Allah, maka dia tahu harus kemana, dia tahu cari solusi seperti apa, hingga akhirnya dia dapat keluar dari masalah itu.

So, jangan biarkan imanmu mengering sob!

posted from Bloggeroid

Share:

0 komentar:

Posting Komentar