Sabtu, 05 November 2016

Jika kamu adalah dia



Ini adalah sepenggal kisah seorang temanku, di mana ia besar tanpa seorang ibu. Ibunya meninggal lebih dulu tanpa ia pernah tahu bagaimana rupanya, bagaimana suaranya, ia tak mendapatkan apa yang anak-anak lain dapatkan: perhatian.

Apa rasanya hidup tanpa seorang ibu? Aku tak bisa menjawab, karena aku belum pernah merasakannya. Mungkin temanku ini yang tahu bagaimana rasanya, dari ceritanya aku tahu sedikit apa yang ia rasakan, meski tak kan bisa rasakan sepenuhnya, tentang kesepian dan rindu yang mendalam.

Tak terbayangkan bagaimana lelahnya seorang ayah, yang mau tak mau harus melipatkandakan tugasnya: mengurus anak dan mencari nafkah. Betapa tangguh seorang ayah yang bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus, sesuatu yang ia jalani demi dua orang yang dicintainya: anak dan istrinya yang telah tiada.

Kini ia telah dewasa, tumbuh dengan kasih sayang seorang ibu yang berada di dalam raga ayahnya. Fisiknya kuat seperti ayahnya yang seorang tentara, hati dan tutur katanya lembut, layaknya seorang ibu yang penuh perhatian.

Meski tanpa seorang ibu, sang ayah selalu menanamkan nilai-nilai yang baik di dalam dirinya, dan aku bisa melihat itu. Hanya saja, ia tak dapat memungkiri bahwa ayah tetaplah ayah, tak kan pernah menjadi seorang ibu.

Aku tak sanggup melanjutkan cerita ini, begitu haru, entah bagaimana rasanya seandainya aku yang mengalaminya. Satu hal, aku bersyukur kepada Allah atas seorang ibu yang masih bisa aku lihat hingga kini. Meski Allah lebih mencintai ayahku untuk berada di sisi-Nya terlebih dahulu.

Dari kisah ini aku ingin mengajak kalian untuk bersyukur tentang nikmat Allah berupa umur panjang untuk orangtua kita. Orangtua yang mungkin seringkali kita lupakan, dan lebih memilih bersama teman-teman atau gadget kita.

Apakah benar, kita akan mengerti arti seseorang ketika kita sudah kehilangan? Semoga aku dan kamu bukan termasuk orang-orang yang menyesal dikemudian hari karena kehilangan kesempatan membuka satu pintu surga.

Jakarta, 05 November 2016
@dwihandafirdaus

posted from Bloggeroid

Share:

0 komentar:

Posting Komentar