Sekian lama aku tak acuh
Pada sebuah kata bernama cinta
Jangankan untuk larut di dalamnya
Mendekatpun rasanya sangat takut
Bukan takut mencintai
Atau enggan dicintai
Tapi ku tahu
Jika mengikuti perasaan hati
Berkuranglah cinta untuk Ilahi
Hingga pada suatu ketika
Ada bahagia saat melihatnya
Ada sedih ketika ku tahu takdir
Belum sepakat mempertemukan kita
Peduli yang selalu ku tutupi dengan kata masa bodoh
Takut yang hanya berujung pada airmata
dan harapan yang kian tumbuh meski berdebat dengan kenyataan
Aku jatuh pada satu cinta
Yang tak pernah aku sangka
Bahkan tak ada dalam daftar doa
Ia hadir begitu saja
Hingga tiba suatu masa
Entah bukan aku yang menjadi pintanya
Atau sang ratu yang enggan merusak tahtanya
Hingga semua harus terlihat sempurna
Ratu berkata pada pangeran
Bahwa kau harus bersama seorang putri
Tidak boleh dengan pribumi
Apalagi hamba sahaya
Ketika malam memeluk harapannya
Ketika bintang yang selalu ia ratapi dari jendela
Ketika hujan jadi tempat menangis
Ketika sajadah menjadi saksi bahwa ada gadis yang menghamba diri
Sungguh tak enak memendam rasa
Bilang pun bukan saatnya
Meminta bersama belum selayaknya
Melihat diri yang masih penuh hina
Tak ingin berkeras hati
Memaksa Allah menjadikanmu pelengkap diri
Ku berharap, Allah kan beri pengganti
Atau tetap kamu, di saat yang tepat nanti
Pada sebuah kata bernama cinta
Jangankan untuk larut di dalamnya
Mendekatpun rasanya sangat takut
Bukan takut mencintai
Atau enggan dicintai
Tapi ku tahu
Jika mengikuti perasaan hati
Berkuranglah cinta untuk Ilahi
Hingga pada suatu ketika
Ada bahagia saat melihatnya
Ada sedih ketika ku tahu takdir
Belum sepakat mempertemukan kita
Peduli yang selalu ku tutupi dengan kata masa bodoh
Takut yang hanya berujung pada airmata
dan harapan yang kian tumbuh meski berdebat dengan kenyataan
Aku jatuh pada satu cinta
Yang tak pernah aku sangka
Bahkan tak ada dalam daftar doa
Ia hadir begitu saja
Hingga tiba suatu masa
Entah bukan aku yang menjadi pintanya
Atau sang ratu yang enggan merusak tahtanya
Hingga semua harus terlihat sempurna
Ratu berkata pada pangeran
Bahwa kau harus bersama seorang putri
Tidak boleh dengan pribumi
Apalagi hamba sahaya
Ketika malam memeluk harapannya
Ketika bintang yang selalu ia ratapi dari jendela
Ketika hujan jadi tempat menangis
Ketika sajadah menjadi saksi bahwa ada gadis yang menghamba diri
Sungguh tak enak memendam rasa
Bilang pun bukan saatnya
Meminta bersama belum selayaknya
Melihat diri yang masih penuh hina
Tak ingin berkeras hati
Memaksa Allah menjadikanmu pelengkap diri
Ku berharap, Allah kan beri pengganti
Atau tetap kamu, di saat yang tepat nanti
posted from Bloggeroid
0 komentar:
Posting Komentar