Masalah dapat terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian antara realita yang kita alami dengan harapan yang kita lambungkan di dalam hati dan pikiran.
Sebagian orang menyiasati, katakanlah, hukum alam ini, dengan menurunkan standar ekspektasi, standar harapan, dan cita-cita. Alasannya agar mereka jatuh dan gagal, mereka tidak sakit atau bahkan, mati.
Cara ini arif dalam berbagai aspek, tetapi berdampak buruk dalam jangka panjang. Mengapa? Karena kita secara sadar akan "mengecilkan" keyakinan kepada kuasa Tuhan, seolah-olah Ia tidak mampu "memenangkan" kita, membantu kita meraih apa yang kita cita-citakan, seolah-olah kita tidak berhak atas apapun kecuali (hanya) nasib buruk dan masalah.
Cara yang lebih efektif sejauh ini adalah dengan "berharap untuk yang terbaik, bersiap untuk yang terburuk." Yaitu sikap untuk siap menang sekaligus siap kalah.
Kualitas mental dan psikologi untuk tidak jumawa saat menang serta tidak terpuruk saat kalah. Lapang dada. Legowo.
Ibarat pilot yang menyiapkan parasut just in case penerbangan berlangsung buruk. Tak ada yang berharap pesawat jatuh, tetapi setiap akan take off, pramugari selalu mengajarkan kita cara untuk menyelamatkan diri.
Hujan akan berhenti dan sesekali kita memang akan dan harus kalah. Kehidupan mungkin merenggut banyak hal dari kita. Kita jadi bisa kehilangan apa yang kita sayangi, tidak mendapatkan apa yang kita mimpikan dan butuhkan, tetapi life must go on. Hidup berjalan terus. Apapun ceritanya.
Sumber: 25 Ibadah Pilihan untuk keluar dari kemelut.
Sebagian orang menyiasati, katakanlah, hukum alam ini, dengan menurunkan standar ekspektasi, standar harapan, dan cita-cita. Alasannya agar mereka jatuh dan gagal, mereka tidak sakit atau bahkan, mati.
Cara ini arif dalam berbagai aspek, tetapi berdampak buruk dalam jangka panjang. Mengapa? Karena kita secara sadar akan "mengecilkan" keyakinan kepada kuasa Tuhan, seolah-olah Ia tidak mampu "memenangkan" kita, membantu kita meraih apa yang kita cita-citakan, seolah-olah kita tidak berhak atas apapun kecuali (hanya) nasib buruk dan masalah.
Cara yang lebih efektif sejauh ini adalah dengan "berharap untuk yang terbaik, bersiap untuk yang terburuk." Yaitu sikap untuk siap menang sekaligus siap kalah.
Kualitas mental dan psikologi untuk tidak jumawa saat menang serta tidak terpuruk saat kalah. Lapang dada. Legowo.
Ibarat pilot yang menyiapkan parasut just in case penerbangan berlangsung buruk. Tak ada yang berharap pesawat jatuh, tetapi setiap akan take off, pramugari selalu mengajarkan kita cara untuk menyelamatkan diri.
Hujan akan berhenti dan sesekali kita memang akan dan harus kalah. Kehidupan mungkin merenggut banyak hal dari kita. Kita jadi bisa kehilangan apa yang kita sayangi, tidak mendapatkan apa yang kita mimpikan dan butuhkan, tetapi life must go on. Hidup berjalan terus. Apapun ceritanya.
Sumber: 25 Ibadah Pilihan untuk keluar dari kemelut.
posted from Bloggeroid
0 komentar:
Posting Komentar